Gaya Bercinta Tahun 1894
Berbeda dengan zaman sekarang, tahun 1894 wanita maupun pria masih malu-malu mengespresikan hasrat seksualnya. Sebelum memulai aktivitas bercinta, pria sering kali meminta izin terlebih dahulu kepada pasangan untuk mengajaknya berhubungan badan.
Uniknya, wanita yang tidak ingin berhubungan intim pun punya cara cerdik menolak ajakan pasangannya tanpa harus menyakiti hatinya. Salah satu yang mereka lakukan yakni berpura-pura sakit atau terlelap.
Sebaliknya, wanita yang melayani pasangannya bercinta pun ternyata tidak selamanya mendapatkan kepuasan seksual. Alasannya, pasangan pria selalu ingin menang sendiri dalam setiap ‘permainan’ cinta di ranjang.
Kebiasaan unik yang selalu dipegang teguh oleh pasangan wanita saat mengawali hubungan seks adalah dia tidak akan membiarkan pasangannya melihat lekuk tubuhnya tanpa diselimuti sehelai kain pun. Para wanita lebih senang mengenakan gaun malam berbahan dasar katun, sementara pasangannya memakai piyama saat di ranjang.
Para suami pun mempunyai cara unik menggoda pasangannya agar mau bercinta. Biasanya mereka mengawalinya dengan aktivitas perangsangan seksual dengan mencium bibir pasangan kemudian berlanjut ke bagian leher. Tak berhenti di situ saja, pria masih melancarkan aksi berani dengan menciumi bagian tubuh lainnya sambil membuka gaun malam yang dikenakan pasangannya secara perlahan-lahan.
Di era 1894, para pria tidak mempelajari teknik berhubungan intim secara khusus. Terbukti, mereka tidak pernah membuka buku-buku referensi yang mengupas soal seksualitas atau gambar-gambar yang memacu hasrat seksualnya.
Salah satu metode yang digunakan wanita ketika pasangannya menanyakan bagaimana ‘permainan’ cinta yang baru berakhir adalah dengan berpura-pura menikmatinya. Hal itu dia lakukan untuk mendapatkan perangsangan seksual yang lebih seru dan tak terlupakan di malam berikutnya.
Gaya Bercinta Tahun 2008
Tidak ada rumus pasti yang mengatur siapa yang terlebih dahulu memulai aktivitas seksual. Semakin berkembangnya zaman, maka setiap pasangan berkesempatan mendominasi ‘permainan’ cinta.
Pasangan pun semakin kreatif menciptakan variasi gaya bercinta yang berbeda dari biasanya. Pantaslah jika wanita pun ingin selalu menaklukkan pasangannya saat di ranjang.
Pada zaman modern ini pun wanita tidak malu lagi meminta pasangannya untuk memberikan perangsangan seksual di bagian terpenting dari tubuhnya. Tujuannya, wanita ingin mendapatkan kenikmatan seksual yang sama seperti yang dirasakan pria.
Dalam setiap kesempatan pun kaum hawa rela meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran dan menceritakan mengenai fantasi-fantasi seks yang dia inginkan. Bahkan, untuk menarik perhatian dari pasangannya, wanita berusaha tampil seksi dengan mengenakan pakaian transparan atau busana malam yang seksi lainnya. Dan terobosan besar dari para wanita untuk memacu hasrat seksualnya, yakni mengajak pasangannya menonton blue film bersama.
jauh banget ya bedanya.......
Berbeda dengan zaman sekarang, tahun 1894 wanita maupun pria masih malu-malu mengespresikan hasrat seksualnya. Sebelum memulai aktivitas bercinta, pria sering kali meminta izin terlebih dahulu kepada pasangan untuk mengajaknya berhubungan badan.
Uniknya, wanita yang tidak ingin berhubungan intim pun punya cara cerdik menolak ajakan pasangannya tanpa harus menyakiti hatinya. Salah satu yang mereka lakukan yakni berpura-pura sakit atau terlelap.
Sebaliknya, wanita yang melayani pasangannya bercinta pun ternyata tidak selamanya mendapatkan kepuasan seksual. Alasannya, pasangan pria selalu ingin menang sendiri dalam setiap ‘permainan’ cinta di ranjang.
Kebiasaan unik yang selalu dipegang teguh oleh pasangan wanita saat mengawali hubungan seks adalah dia tidak akan membiarkan pasangannya melihat lekuk tubuhnya tanpa diselimuti sehelai kain pun. Para wanita lebih senang mengenakan gaun malam berbahan dasar katun, sementara pasangannya memakai piyama saat di ranjang.
Para suami pun mempunyai cara unik menggoda pasangannya agar mau bercinta. Biasanya mereka mengawalinya dengan aktivitas perangsangan seksual dengan mencium bibir pasangan kemudian berlanjut ke bagian leher. Tak berhenti di situ saja, pria masih melancarkan aksi berani dengan menciumi bagian tubuh lainnya sambil membuka gaun malam yang dikenakan pasangannya secara perlahan-lahan.
Di era 1894, para pria tidak mempelajari teknik berhubungan intim secara khusus. Terbukti, mereka tidak pernah membuka buku-buku referensi yang mengupas soal seksualitas atau gambar-gambar yang memacu hasrat seksualnya.
Salah satu metode yang digunakan wanita ketika pasangannya menanyakan bagaimana ‘permainan’ cinta yang baru berakhir adalah dengan berpura-pura menikmatinya. Hal itu dia lakukan untuk mendapatkan perangsangan seksual yang lebih seru dan tak terlupakan di malam berikutnya.
Gaya Bercinta Tahun 2008
Tidak ada rumus pasti yang mengatur siapa yang terlebih dahulu memulai aktivitas seksual. Semakin berkembangnya zaman, maka setiap pasangan berkesempatan mendominasi ‘permainan’ cinta.
Pasangan pun semakin kreatif menciptakan variasi gaya bercinta yang berbeda dari biasanya. Pantaslah jika wanita pun ingin selalu menaklukkan pasangannya saat di ranjang.
Pada zaman modern ini pun wanita tidak malu lagi meminta pasangannya untuk memberikan perangsangan seksual di bagian terpenting dari tubuhnya. Tujuannya, wanita ingin mendapatkan kenikmatan seksual yang sama seperti yang dirasakan pria.
Dalam setiap kesempatan pun kaum hawa rela meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran dan menceritakan mengenai fantasi-fantasi seks yang dia inginkan. Bahkan, untuk menarik perhatian dari pasangannya, wanita berusaha tampil seksi dengan mengenakan pakaian transparan atau busana malam yang seksi lainnya. Dan terobosan besar dari para wanita untuk memacu hasrat seksualnya, yakni mengajak pasangannya menonton blue film bersama.
jauh banget ya bedanya.......